Sebuah bangunan kuno yang hingga saat ini masih berdiri kokoh di kota Singkawang, Ialah Vihara Buddhayana maha Karuna.
Vihara yang terletak di Jalan KS. Tubun, Kelurahan Roban, Kecamatan Singkawang Tengah ini adalah tempat peribadatan bagi umat Buddha, Konghucu dan Tao yang mana usianya sudah lebih dari 100 tahun, Vihara Buddhayana Maha Karuna ini merupakan salah satu Vihara tertua di kota Singkawang dan menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah di kota tersebut.
 |
Vihara Buddhayana Maha Karuna Singkawang |
Vihara Buddhayana Maha Karuna didirikan atas prakarsa dua orang Penatua Tiongkok dari zaman Dinasti Qing yang pada saat itu juga disebut dengan Manchuria. Dikarenakan pada saat itu belum tersedia tempat atau sarana beribadah bagi umat Buddha, Konghucu dan Tao khususnya di Singkawang bagian tengah, maka dari itulah dua Penatua dari Tiongkok yakni Cho Lo Shi dan Bong Lo Shi terdorong untuk mengumpulkan donasi agar bisa melakukan pembangunan Vihara tersebut.
Bangunan Vihara Buddhayana Maha karuna adalah bangunan kuno dengan arsitektural khas Tiongkok yang terdiri atas tiga bagian dimana pada bangunan pertamanya adalah Biara yang menjadi asrama atau tempat tinggal bagi para Bhiksuni.
 |
Vihara Buddhayana Maha karuna Singkawang |
 |
Vihara Buddhayana Maha Karuna Singkawang |
Bangunan Vihara ini diyakini telah berusia Seratus tahun lebih dan pernah di renovasi pada Ming Guo ke 16 atau pada tahun 1927 masehi. Desain dan rancangan Vihara dibuat oleh arsitek yang didatangkan dari Negeri Tiongkok pada saat itu, sedangkan pada saat rehabilitasi dikerjakan oleh beberapa pekerja asal Bengkayang.
Bangunan Vihara Buddhayana Maha Karuna hingga saat ini masih terawat dengan baik, meskipun usianya sudah tua, namun bangunannya masih terlihat kokoh, meja altar, papan nama Vihara dan patung-patung dewa tampak sudah berumur, pintu dan dinding penuh dengan ukiran yang rumit, semua bagian tampak masih asli dan hanya bagian atap saja yang ada sedikit penambahan. Pengerjaan Vihara ini tampak memang dilakukan oleh orang yang memiliki skill atau keterampilan yang tinggi.
 |
Vihara Buddhayana Maha Karuna Singkaawang |
 |
Vihara Buddhayana maha karuna Singkawang |
Sebagaimana bangunan ibadah khas Tionghoa pada umumnya, ukiran naga di atas atap, lukisan Dewa Dewi pada dinding serta warna merah yang mendominasi hampir di seluruh bangunan.
Pada ruangan bangunan utama Vihara terdapat Altar Kaisar Langit, Kwan yin beserta dewa lainnya, sedangkan pada ruangan lain pada bangunan utama terdapat banyak sekali papan nama yang merupakan kerabat dan keluarga serta para leluhur Cho Lo Shi dan Bong Lo Shi tersusun rapi.
 |
Papan Nama leluhur |
 |
Papan Nama Leluhur |
Ada sesuatu yang sangat menarik perhatian di tempat tersebut dimana terdapat sepasang Topi kuno dari zaman kerajaan Manchuria atau Dinasti Qing.Di sisi kanan merupakan Topi Manchuria, Topi Manchuria adalah topi dengan rangka yang dibentuk dari anyaman rotan, bagian dalamnya dilapisi kain warna merah, bagian luar dilapisi kain sutra berwarna putih, mahkota terbuat dari kuningan, tampuk mahkota berbentuk buah pinang , sekeliling permukaan dilapisi rumbai-rumbai benang warna merah. Topi ini berfungsi sebagai simbol jabatan atau pangkat bagi pemakainya. Sedangkan di sisi merupakan topi yang menyerupai peci, namun juga merupakan topi khas Tiongkok pada masa itu. Kedua topi tersebut merupakan peninggalan Cho Lo Shi dan Bong Lo Shi.
 |
Topi Manchuria |
 |
Peci Cina |
Bagian ketiga dari Vihara ini adalah bangunan Kelenteng Dewa Bumi Raya atau yang disebut dengan Thai Pak Kung yang terletak di sisi kiri, sedangkan pada sisi kanan Vihara adalah bangunan khusus tempat pemujaan Kwan Im.
 |
Kelenteng Dewa Bumi Raya |
 |
Kwan Im Thong |
Pada bagian luar komplek Vihara terdapat taman bunga dan Stupa yang memberi kesan Buddhist dan suasan kuno pada Vihara tersebut, sedangkan dsekeliling luar bangunan Vihara terdapat juga Pekuburan Tionghoa yang diantaranya termasuk juga makam Cho Lo Shi dan Bo Lo Shi, makam-makam tersebut umumnya memiliki usia yang cukup tua.
 |
Stupa
|
 |
Perkuburan Cina |
Luas tanah Vihara Buddhayana Maha Karuna bisa dikatakan sangat luas yakni sekitar 9,5 hektar. Vihara ini oleh masyarakat Tionghoa setempat dikenal sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha, Konghucu dan Tao, pada tanggal 1 dan 15 penanggalan kalender Imlek dan juga hari besar keagamaan Buddha,Konghucu dan Tao, para penganut agama tersebut kerap datang dan besembahyang memohon rezeki serta berdoa untuk meminta kesehatan. Selain sebagai tempat beribadah dan ziarah, Vihara ini juga merupakan tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Hingga saat ini, masyarakat yang tinggal di kota Singkawang khususnya masyarakat yang berdomisili di Roban masih masih melakukan kegiatan ibadah di Vihara ini. Nilai historis, arsitektur dan keunikan Vihara ini merupakan aset berharga kota Singkawang, oleh sebab itu, Keberadaan Vihara ini patut dirawat, dijaga dan dilestarikan.